Rencana pembangunan megaproyek Jembatan Selat Sunda terus digodok. Jika terealisasi, ini akan menjadi jembatan dengan bentang tengah terpanjang kedua di dunia.
Jembatan dengan total panjang sekitar 29 kilometer itu dibangun menggunakan dua buah jembatan suspensi sebagai jembatan utama dengan panjang bentang mencapai 2.500 meter. Jembatan ini akan dilengkapi infrastruktur seperti transmisi gas, rel kereta api, transmisi listrik, dan transmisi air minum.
Sementara itu, untuk pengembangan kawasan, akan disusun berbagai macam zona seperti zona industri, pariwisata, energi, logistik, pengembangan teknologi, dan pengolahan ekspor.
Menurut bahan Kementerian Pekerjaan Umum, pembangunan Jembatan Selat Sunda ini mempertimbangkan lonjakan lalu lintas sebagai dampak perkembangan ekonomi.
Lalu lintas antar Pulau Jawa-Sumatera itu diperkirakan dapat mencapai 20.000-27.000 kendaraan per hari pada 2025. Padahal, jumlah kendaraan pada 2007 sebanyak 11.500 unit per hari.
Belum lagi dibutuhkan waktu panjang untuk bongkar muat dan transfer dibutuhkan 2-6 jam. Kelemahan jalur transportasi selama ini yaitu kemacetan parah, terutama musim liburan dengan waktu tunggu mencapai lebih dari 24 jam, dan sangat bergantung pada kondisi cuaca.
Rencananya jembatan ini akan mulai dibangun pada 2014 dan memakan waktu sekitar 10 tahun untuk pengerjaannya. Nilai proyek juga berubah-ubah, dari awalnya diperkirakan Rp100 triliun, kini meningkat menjadi Rp215,37 triliun. Namun, biaya itu masih bersifat estimasi awal berdasar kuantitas atau volume pekerjaan dan harga satuan pekerjaan.
Rincian itu juga memerlukan pendalaman lebih lanjut karena belum dimasukkan harga pengadaan lahan, biaya perencanaan, biaya finansial, dan sebagainya.