JAKARTA - Tujuan utama pendidikan dan kebudayaan adalah memperbaiki standar kehidupan manusia. Perbaikan ini sedikitnya meliputi tiga bidang kehidupan, yakni ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Hal ini diungkapkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh pada Sidang Umum UNESCO yang berlangsung di Paris, Prancis sejak 25 Oktober hingga 5 November mendatang.
Dari sisi ekonomi, kata M Nuh, peningkatan produktivitas dapat dilakukan melalui pengajaran dan pembelajaran sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
"Untuk bidang sosial, pendidikan dan budaya dapat menjadi upaya membangun kehidupan yang damai dengan menanamkan konsep yang selaras dengan masyarakat sekitar. Sementara dari sisi lingkungan, dapat diterapkan gaya hidup sehat dengan konsep selaras dengan alam," ujar M Nuh seperti dikutip dari siaran pers yang diterima, Sabtu (29/10/2011).
Mantan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) ini mengungkapkan, setiap bidang kehidupan tersebut harus saling bergantung satu sama lain. Misalnya, lanjut M Nuh, sangat mustahil bagi suatu negara untuk makmur secara ekonomi ketika negara tersebut masih memiliki masalah sosial, seperti konflik rasial.
Dia menyebutkan, makna toleransi harus dipahami dengan baik. Pasalnya, saat ini toleransi dianggap sebagai salah satu unsur paling penting kreativitas, selain talenta dan teknologi.
"Tidak hanya bersikap toleran, tapi kita juga perlu toleran untuk membuka pikiran, ekspresi, serta berbagai ide baru. Sebab, hal ini akan memancing penemuan baru, rancangan bisnis, dan solusi dari beragam permasalahan yang ada di dunia," kata mantan Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.
Selain toleransi, tambahnya, kejujuran menjadi nilai yang turut berperan penting dalam pembangunan sebuah bangsa dan negara. "Pentingnya toleransi dan kejujuran merupakan kebutuhan pendidikan karakter yang menjadi bagian dari kurikulum sekolah. Nilai-nilai tersebut tertanam dalam tiap mata pelakaran dan diajarkan pada semua tahap pendidikan, terutama sejak pendidikan dasar," tuturnya.
Pada kegiatan tahunan ini, terdapat agenda pemilihan pimpinan eksekutif badan PBB yang berkonsenterasi dalam bidang pendidikan, sosial, dan budaya tersebut. Perwakilan Indonesia, yakni M Nuh diusulkan untuk menjadi pimipinan dengan masa jabatan lima tahun tersebut.