http://www1.adsensecamp.com/show/click.php?sid=mRdDaoNm8jEfHjaXqGsflH3ruphn9bMloL0lNGftgL4%3D&mid=EjaJmS1dntm%2BX72MOzJDBQE8LK%2Fi2T92ec739JbynYU%3D&ogi=r1efHiL667Gw178F%2FwEKiwD6bAvnS98FPQzVjg73xyM%3D&omid=BQd02UEWA%2Fs%3D&chan=WB3ae77b+8A%3D&i=6zepDC1828IRA3NnZPI4x3y5wpnCV3PoyW5ZUNXhvNnNjvvVUPwD4yC5ALPkvmVH&r=S3bVBZ7uC8wCmvRpmt5qgx15VfAQVibWFgEk6cp8ypeT9DR6G2klxBQeXRxSdpEI0ExoTzy48Q%2F%2BY7zpAqYiXA%3D%3D&a=xHMulCJa2UOFnEPfzInWFAfTW4SZZC8wcztg31qspQrmhhJRxvOKbj7L8Xrjcyq4NdhBTaHVaYGQ8JZ5LlQdtXZlYikVkwaBQji7ZbeS7HgSHL5%2FxUQ%2BIk%2FlBGI9VYuZFkkvG4usQIrdUSVoTlbfSQ%3D%3D

Disangka Pengemis, Jamaah Haji Indonesia Ditangkap Aparat

ilustrasi
MADINAH – Para jamaah memang harus berhati-hati selama berada di Arab Saudi. Tak hanya terhadap ancaman kejahatan, mereka juga harus waspada atas ancaman pihak keamanan Arab Saudi. Sebab, aparat keamanan kadang salah menangkap jamaah.

Kejadian salah tangkap oleh polisi Saudi itu diketahui terjadi Selasa siang (18/10). Saat itu di kantor Dakker Madinah masuk laporan bahwa ada seorang jamaah haji Indonesia asal embarkasi Balikpapan (Kalimantan Timur), Lukman Abdurrahman (50) ditahan di kantor Tasawul (semacam dinas sosial), Madinah.

Sebelum petugas haji Indonesia di Madinah datang membebaskannya, Lukman ternyata sempat mendekam di Tasawul selama 18 jam. Ini karena Lukman ditangkap pada sehari sebelumnya, (17/10). Lukman ditahan dengan posisi kaki dirantai ke kaki tahanan lain.

Kejadian tak mengenakkan itu bermula setelah Lukman melaksanakan shalat Isya di Masjid Nabawi, Senin malam (17/10). Dalam perjalanan menuju pemondokan di Hotel Ajurha Andalus, tiba-tiba dia didatangi dua polisi intel Arab Saudi yang berpakaian gamis lengkap dengan serban sebagai penutup kepala.

Karena kendala bahasa, Lukman awalnya tidak mengerti bahwa dia dianggap sebagai pengemis, dan karena itu kemudian dibawa dan dijebloskan ke tahanan di Tasawul. “Saya pikir kedua orang Arab yang ternyata petugas keamanan itu mau memberi saya makan,” tutur Lukman.

Penampilan Lukman memang mudah membuat orang beranggapan bahwa dia pengemis. Selain menderita difabel (tangan kanan buntung sesiku), pakaian yang dia kenakan juga sangat bersahaja—hanya berkain sarung plus kemeja pendek warna cokelat lusuh. Raut muka, fostur tubuh, maupun warna kulitnya juga seolah mempertegas kesan itu.

“Repotnya pula, saat ditangkap itu, Lukman sama sekali tidak membawa identitas, kecuali gelang jemaah haji. Identitas lain, termasuk bekal uang, dia tinggalkan di pemondokan,” kata Kasi PAM Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daker Madinah, Letkol M Yahdi.

Info tentang keberadaan Lukman di tahanan Tasawul baru diketahui petugas PPIH Daker Madinah Senin siang setelah kepolisian Arab Saudi menghubungi mereka melalui telepon. Dari situ petugas PPIH kemudian melakukan penelusuran mengenai identitasnya.

Setelah segala dokumen mengenai Lukman bisa ditunjukkan, terutama fotokopi paspor, petugas PPIH bisa meyakinkan aparat keamanan Arab Saudi bahwa mereka telah salah tangkap orang. Karena itu, setelah mendekam di tahanan selama sekitar 18 jam, Selasa siang Lukman pun dibebaskan.