http://www1.adsensecamp.com/show/click.php?sid=mRdDaoNm8jEfHjaXqGsflH3ruphn9bMloL0lNGftgL4%3D&mid=EjaJmS1dntm%2BX72MOzJDBQE8LK%2Fi2T92ec739JbynYU%3D&ogi=r1efHiL667Gw178F%2FwEKiwD6bAvnS98FPQzVjg73xyM%3D&omid=BQd02UEWA%2Fs%3D&chan=WB3ae77b+8A%3D&i=6zepDC1828IRA3NnZPI4x3y5wpnCV3PoyW5ZUNXhvNnNjvvVUPwD4yC5ALPkvmVH&r=S3bVBZ7uC8wCmvRpmt5qgx15VfAQVibWFgEk6cp8ypeT9DR6G2klxBQeXRxSdpEI0ExoTzy48Q%2F%2BY7zpAqYiXA%3D%3D&a=xHMulCJa2UOFnEPfzInWFAfTW4SZZC8wcztg31qspQrmhhJRxvOKbj7L8Xrjcyq4NdhBTaHVaYGQ8JZ5LlQdtXZlYikVkwaBQji7ZbeS7HgSHL5%2FxUQ%2BIk%2FlBGI9VYuZFkkvG4usQIrdUSVoTlbfSQ%3D%3D

Peran Tokoh Agama Dibutuhkan di Papua

JAKARTA - Kekerasan di Papua tak akan pernah benar-benar berakhir bila pemerintah tidak melakukan pendekatan melalui tokoh agama. Pendekatan secara militer justru memperuncing konflik di tanah tersebut.

Hal ini diungkapkan oleh aktivis dari Institute for Interfaith Dialogue in Indonesia (Interfidei) Elga Joan Sarapung di Gedung Griya Upakara, Jakarta, Minggu (6/11/2011).

Elga menyatakan, ia bersama masyarakat sipil Indonesia membentuk Petisi Masyarakat Sipil Jaringan Antariman se-Indonesia. Petisi ini menginginkan perwujudan perdamaian di Papua.

"Berbagai persoalan tersebut menimbulkan banyak pertanyaan, bukan hanya pada negara melainkan pada agama-agama. Dalam hal ini, agar kekerasan yang sering terjadi di Papua bisa terhapuskan, kami mengajak para tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat, dan jurnalis untuk mendukung sepenuh hati perdamaian di Papua," ujar Elga dalam jumpa pers di Jakarta, Minggu siang.

Hal yang sama diungkapkan oleh salah satu aktivis dan juga orang terdekat mantan Presiden RI Abdurrahman Wahid, Johan Efendy. Johan mengatakan, Papua membutuhkan sentuhan hati. Ia berpendapat bahwa pemerintah Indonesia seharusnya melihat latar belakang kekecewaan rakyat Papua terhadap bangsanya.

"Sentuhlah Papua dengan hati. Harusnya pemerintah kita pikirkan latar belakang orang kecewa, bukan tindakan mereka karena kecewa. Kalau kekerasan ini terus berlanjut, masalah di Papua tidak akan pernah usai," tutur Johan.

Johan menunjukkan keprihatinannya yang mendalam terhadap senjata-senjata yang bertebaran di tanah Papua seolah-olah warga Papua terlalu berbahaya untuk negara ini. "Berbagai operasi militer dan perlawanan kelompok sipil bersenjata justru melahirkan bentuk kekerasan baru. Saling melawan justru menunjukkan tanda-tanda konflik di Papua tidak akan berakhir," tandasnya.

Para aktivis tersebut meminta pemerintah membuka pintu dialog termasuk dari tokoh agama agar memberikan nilai-nilai kemanusiaan untuk menciptakan kedamaian di Papua.