http://www1.adsensecamp.com/show/click.php?sid=mRdDaoNm8jEfHjaXqGsflH3ruphn9bMloL0lNGftgL4%3D&mid=EjaJmS1dntm%2BX72MOzJDBQE8LK%2Fi2T92ec739JbynYU%3D&ogi=r1efHiL667Gw178F%2FwEKiwD6bAvnS98FPQzVjg73xyM%3D&omid=BQd02UEWA%2Fs%3D&chan=WB3ae77b+8A%3D&i=6zepDC1828IRA3NnZPI4x3y5wpnCV3PoyW5ZUNXhvNnNjvvVUPwD4yC5ALPkvmVH&r=S3bVBZ7uC8wCmvRpmt5qgx15VfAQVibWFgEk6cp8ypeT9DR6G2klxBQeXRxSdpEI0ExoTzy48Q%2F%2BY7zpAqYiXA%3D%3D&a=xHMulCJa2UOFnEPfzInWFAfTW4SZZC8wcztg31qspQrmhhJRxvOKbj7L8Xrjcyq4NdhBTaHVaYGQ8JZ5LlQdtXZlYikVkwaBQji7ZbeS7HgSHL5%2FxUQ%2BIk%2FlBGI9VYuZFkkvG4usQIrdUSVoTlbfSQ%3D%3D

Memanfaatkan Sampah Secara Efisien

MULYADI, mengoperasikan pencacah sampah
Bagi sebagian orang, sampah menjadi musuh yang sangat dihindari. Bahkan mereka kebingungan membuang sampah. Namun, bagi warga Ds. Sengked, RT 03/03, Dramaga, Kab. Bogor, sampah merupakan aset yang harus diolah sehingga bisa meningkatkan taraf kehidupan mereka.

Warga yang sadar betapa berartinya sampah akhirnya membentuk bank sampah "Senang Artos" atau Senar. Bantuan dari program Posdaya beberapa tahun lalu serta transfer ilmu dan teknologi mahasiswa IPB tidak mereka sia-siakan. Buktinya, saat ini bank yang mereka kelola bisa memproduksi pupuk cair, pupuk kompos, hingga kerajinan dari bekas bungkus sabun, pewangi, dan plastik lainnya.

Salah seorang pengelola, Mulyadi, Minggu (20/11) mengatakan selain mendapatkan keuntungan dari penjualan pengolahan sampah, warga juga merasakan manfaat kebersihan lingkungan.

Air selokan yang mengalir di sekitar permukiman warga pun jernih, sejernih air PAM. Belum lagi kondisi permukiman yang bersih karena hampir tidak ada sampah yang berserakan di sekitar rumah warga. "Bagi kami, sampah bukan musuh. Namun, aset dan penambah pemasukan bagi ekonomi keluarga kami," kata Mulyadi.

Sampah basah yang dikumpulkan warga dibeli oleh bank sampah dan diolah menjadi pupuk cair. Sementara, sampah kering digiling hingga menjadi pupuk kompos yang laik jual.

Pengumpulan sampah biasanya dilakukan dua atau tiga hari sekali. Khusus untuk sampah bekas bungkus plastik, diolah menjadi kerajinan seperti tas, dompet, payung, hingga jas hujan. Hasilnya dikumpulkan ke pengepul dan dipasarkan sampai ke beberapa daerah di Jabar, Jakarta dan sekitarnya. "Bahkan, yang bagus bisa tembus ekspor katanya," lanjut Mulyadi.

Sampai basah sendiri diolah menjadi pupuk cair setelah dicampur dengan sejumlah bahan lainnya. "Ilmunya dapat dari mahasiswa, mereka yang ngasih tahu, terus kita praktikin. Hasilnya lumayan untuk dijual," tambah Mulyadi.

Dari sekitar 5 kilogram sampah basah (kulit buah atau sayur) yang dicampur dengan air dan beberapa bahan lainnya bisa menghasilkan 20 botol ukuran 600 ml pupuk cair yang dijual seharga Rp 5.000 hingga Rp 10.000 per botol.