http://www1.adsensecamp.com/show/click.php?sid=mRdDaoNm8jEfHjaXqGsflH3ruphn9bMloL0lNGftgL4%3D&mid=EjaJmS1dntm%2BX72MOzJDBQE8LK%2Fi2T92ec739JbynYU%3D&ogi=r1efHiL667Gw178F%2FwEKiwD6bAvnS98FPQzVjg73xyM%3D&omid=BQd02UEWA%2Fs%3D&chan=WB3ae77b+8A%3D&i=6zepDC1828IRA3NnZPI4x3y5wpnCV3PoyW5ZUNXhvNnNjvvVUPwD4yC5ALPkvmVH&r=S3bVBZ7uC8wCmvRpmt5qgx15VfAQVibWFgEk6cp8ypeT9DR6G2klxBQeXRxSdpEI0ExoTzy48Q%2F%2BY7zpAqYiXA%3D%3D&a=xHMulCJa2UOFnEPfzInWFAfTW4SZZC8wcztg31qspQrmhhJRxvOKbj7L8Xrjcyq4NdhBTaHVaYGQ8JZ5LlQdtXZlYikVkwaBQji7ZbeS7HgSHL5%2FxUQ%2BIk%2FlBGI9VYuZFkkvG4usQIrdUSVoTlbfSQ%3D%3D

Pejuang Peringati Hari Pahlawan dengan Demo

MEDAN-Nasib veteran seringkali tak sebanding dengan perjuangan di masa lampau. Karena itu, puluhan veteran perang beserta anggota keluarganya turun ke jalan Kamis (10/11) persis pada peringatan hari pahlawan di seluruh Indonesia.

Aksi damai ini menuntut pengembalian hak tanah milik veteran yang coba diserobot oleh pihak swasta. Hal ini dilakukan untuk mendapat perhatian agar pemerintahan memperhatikan hidupn
para perjuang ini dan keluarganya.

Adalah sesuatu yang miris mengetahui kehidupan para pejuang. Sudah cerita usang, sebagian dari mereka hidup kekurangan.

Seperti halnya Mawardi (85) seorang veteran perang zaman Jepang yang kini tinggal di rumah kontrakan mungil yang disewanya seharga Rp150 ribu per bulan di Jalan Pemasyarakatan, Tanjung Gusta Medan. Selain itu, tanahnya di Kompleks Veteran di Jalan Trepes Area Kelurahan Medan Estate, Kecamatan Percut Sei Tuan yang dihibahkan pemerintah pusat padanya tidak bisa ditempati. Pasalnya, tanah tersebut dipagari kawat setinggi satu meter oleh PT Orta Berjaya. “Kalau tanahnya tidak dipagari kawat kan saya bisa bangun rumah walaupun gubuk, sebagai tempat berlindung di hari tua,” kata Mawardi. Menurutnya, rumah yang disewanya saat ini sudah kurang layak bagi kesehatannya.

Begitulah, Mawardi yang pernah tercatat sebagai anggota Jendral AH Nasution dengan pangkat kopral sewaktu di Jawa beserta veteran lainnya berdemo ke lokasi tanah veteran seluas 11,4 hektar usai mengikuti upacara peringatan Hari Pahlawan di Taman Makam Pahlawan Jalan Sisingamaraja Medan.

“Kami meminta pemerintah memperhatikan nasib veteran yang terkatung-katung ini. Apalagi di kawasan tanah ini sudah didirikan pos preman yang coba memprovokasi kami agar tidak berada di tanah yang jadi hak kami,” kata Usman Permadi (60) sekretaris Serikat Tolong Menolong Menuntut Hak Veteran.

Menurut Usman, seluruh veteran berjumlah sekitar 227 KK. Seluruhnya menganggap tindakan pemagaran sepihak yang dilakukan oleh pihak swasta tersebut selain tak berbelas kasih juga bertentangan dengan hukum. Apalagi saat ini, sengketa lahan yang pernah dimenangkan oleh veteran di PN Lubukpakam ini sedang berlanjut dengan banding di Pengadilan Tinggi Sumatera Utara. “Kami taati hukum. Proses sengketa tanah ini kan sedang di berproses di PT,” jelas Usman.

Karenanya, pihak swasta sama sekali tidak memiliki hak atas lahan tersebut. Ceritanya, PT Orta Berjaya mengklaim sebagai pemilik lahan dengan HGB (Hak Guna Bangunan) yang dipegang. Namun HGB yang dibeli pada 2010 tersebut telah berakhir sejak 2007 lalu. “Jadi PT itu membeli HGB yang sudah berakhir masanya,” jelasnya.

Aksi damai para veteran yang tergabung dalam LVRI (Legiun Veteran Republik Indonesia) yang didukung beberapa elemen lain seperti Pemuda Panca Marga dan Ormas Kepemudaan lainnya ini berlangsung cukup haru. Bahkan beberapa veteran perang yang ikut langsung dalam perang kemerdekaan ini tak sanggup menahan tetesan air mata yang tumpah saat menyanyikan lagu perjuangan dengan suara yang mulai serak.