http://www1.adsensecamp.com/show/click.php?sid=mRdDaoNm8jEfHjaXqGsflH3ruphn9bMloL0lNGftgL4%3D&mid=EjaJmS1dntm%2BX72MOzJDBQE8LK%2Fi2T92ec739JbynYU%3D&ogi=r1efHiL667Gw178F%2FwEKiwD6bAvnS98FPQzVjg73xyM%3D&omid=BQd02UEWA%2Fs%3D&chan=WB3ae77b+8A%3D&i=6zepDC1828IRA3NnZPI4x3y5wpnCV3PoyW5ZUNXhvNnNjvvVUPwD4yC5ALPkvmVH&r=S3bVBZ7uC8wCmvRpmt5qgx15VfAQVibWFgEk6cp8ypeT9DR6G2klxBQeXRxSdpEI0ExoTzy48Q%2F%2BY7zpAqYiXA%3D%3D&a=xHMulCJa2UOFnEPfzInWFAfTW4SZZC8wcztg31qspQrmhhJRxvOKbj7L8Xrjcyq4NdhBTaHVaYGQ8JZ5LlQdtXZlYikVkwaBQji7ZbeS7HgSHL5%2FxUQ%2BIk%2FlBGI9VYuZFkkvG4usQIrdUSVoTlbfSQ%3D%3D

Penyuka Makanan Manis Suka Bantu Orang

NEW YORK - Apakah memiliki gigi tersusun bagus membuat seseorang lebih kompromi dan bersahabat? Riset terbaru membuktikan, ada kemungkinan hubungan antara preferensi dan sikap seseorang.

Para ilmuwan di AS menemukan bahwa seseorang yang menyukai makanan manis lebih mudah berkompromi dan lebih ringan tangan membantu orang lain serta tidak pendiam. ”Orang yang senang membantu dan senang berkawan dinilai sebagai orang yang ’manis’ karena selera mereka sama seperti tingkah laku atau kebiasaan mereka,” ujar Brian Meiers, profesor psikologi di Gettysburg College di Pennsylvania, AS.

”Penelitian kami menemukan bahwa selera dikontrol oleh perasaan positif,” ujarnya. Selera ini dikenal sebagai perasaan yang dapat digunakan untuk menggambarkan kepribadian seseorang. Mengingat hal ini, para peneliti ingin melihat apakah seseorang yang suka makanan- makanan manis punya kaitan dengan pikiran dan kebiasaan di dalam tubuh kita. Kajian ini melibatkan lebih dari 500 peneliti dari Gettysburg College di Pennsylvania, Universitas St Xavier di Chicago dan North Dakota State University.

Hasilnya memperlihatkan, orang yang suka makanan sepotong cokelat lebih senang menjadi sukarelawan dan membantu orang lain dibandingkan dengan mereka yang tidak suka makan cokelat. Mereka juga menemukan bahwa orang yang memiliki gigi bagus dan rapi dianggap sebagai orang yang menyenangkan. Dalam penelitian ini, para responden diperlihatkan foto seseorang dengan ekspresi wajah natural, tetapi dengan catatan bahwa mereka suka makan cokelat.

”Para responden mengaitkan bahwa penyuka makanan manis berarti lebih mudah mencapai kompromi,” ujar Meiers. Riset yang dipublikasikan di Journal of Personality Social Psychology memfokuskan kajian pada makanan manis dan sikap seseorang. Para peneliti mengatakan, mereka tidak dapat berkomentar mengenai rasa lain seperti pahit atau pedas. Kajian ini merupakan bagian dari riset psikologi sosial yang semakin banyak belakangan ini. Anda suka cokelat?