http://www1.adsensecamp.com/show/click.php?sid=mRdDaoNm8jEfHjaXqGsflH3ruphn9bMloL0lNGftgL4%3D&mid=EjaJmS1dntm%2BX72MOzJDBQE8LK%2Fi2T92ec739JbynYU%3D&ogi=r1efHiL667Gw178F%2FwEKiwD6bAvnS98FPQzVjg73xyM%3D&omid=BQd02UEWA%2Fs%3D&chan=WB3ae77b+8A%3D&i=6zepDC1828IRA3NnZPI4x3y5wpnCV3PoyW5ZUNXhvNnNjvvVUPwD4yC5ALPkvmVH&r=S3bVBZ7uC8wCmvRpmt5qgx15VfAQVibWFgEk6cp8ypeT9DR6G2klxBQeXRxSdpEI0ExoTzy48Q%2F%2BY7zpAqYiXA%3D%3D&a=xHMulCJa2UOFnEPfzInWFAfTW4SZZC8wcztg31qspQrmhhJRxvOKbj7L8Xrjcyq4NdhBTaHVaYGQ8JZ5LlQdtXZlYikVkwaBQji7ZbeS7HgSHL5%2FxUQ%2BIk%2FlBGI9VYuZFkkvG4usQIrdUSVoTlbfSQ%3D%3D

Hamil Usia Remaja Berisiko 4 Kali Lipat Meninggal Saat Melahirkan

Perempuan yang belum cukup umur disarankan jangan menikah dulu karena organ-organ reproduksinya belum kuat untuk berhubungan intim atau melahirkan. Remaja hamil berisiko 4 kali lipat mengalami luka serius dan meninggal saat melahirkan.

Negara-negara di Asia Pasifik bisa dikatakan gagal menangani masalah remaja dan anak muda. Meski mengalami pertumbuhan ekonomi dan peningkatan pelayanan kesehatan secara keseluruhan, namun saat berbicara tentang kesehatan dan hak seksual dan reproduksi, remaja dan anak muda masih kurang mendapatkan informasi dan tidak terlayani.

"Sebagai contoh, semua negara di wilayah Asia Pasifik memiliki hukum yang melawan pernikahan anak, tetapi pada banyak negara hampir 50 persen wanita menikah sebelum usia 18 tahun," ujar Dr Nafis Sadik, Special Envoy of the United Nations Secretary-General for HIV/AIDS in Asia Pasific dalam acara the 6th Asia Pacific Conference on Sexual and Reproductive Health and Right 2011 di Grha Sabha Pramana UGM, Yogyakarta, seperti ditulis Jumat (21/10/2011).

Implikasi ini sangat serius dan pada beberapa wanita muda bisa berakibat fatal.

"Wanita muda dan remaja memiliki risiko 4 kali lipat dibandingkan dengan wanita yang lebih tua untuk mengalami risiko luka parah atau kematian saat melahirkan," lanjut Dr Sadik.

Berikut beberapa bahaya yang mengancam bila wanita menikah dan hamil di usia muda (sebelum 20 tahun):

1. Secara organ reproduksi ia belum siap untuk berhubungan atau mengandung, sehingga jika hamil berisiko mengalami tekanan darah tinggi (karena tubuhnya tidak kuat). Kondisi ini biasanya tidak terdeteksi pada tahap-tahap awal, tapi nantinya menyebabkan kejang-kejang, perdarahan bahkan kematian pada ibu atau bayinya.
2. Sel telur yang dimiliki oleh perempuan tersebut belum siap.
3. Berisiko mengalami kanker serviks (kanker leher rahim), karena semakin muda usia pertama kali seseorang berhubungan seks, maka semakin besar risiko daerah reproduksi terkontaminasi virus.


Selain itu, Dr Sadik juga menyampaikan bahwa menikah di usia muda membuat wanita secara permanen menjadi tidak mandiri dan selalu bergantung pada suaminya, sehingga nantinya akan mempengaruhi pada status sosial dan ekonomi.

"Istri yang masih remaja biasanya tidak mendapatkan pendidikan yang cukup sehingga memotong peluang untuk dapat mandiri, termasuk untuk mencari pelayanan kesehatan reproduksi. Dengan demikian, mereka lebih mungkin terpapar banyak risiko kesehatan, tidak hanya risiko kehamilan tetapi juga kekerasan, infeksi menular seksual termasuk HIV dan AIDS," ujar Dr Nafis.