
"Warga panik dan berlarian karena peristiwa kebakaran hutan itu disangka Gunung Tambora meletus, mengingat sejak beberapa bulan lalu aktivitas gunung api yang masuk wilayah Kabupaten Bima dan Dompu itu meningkat," katanya.
Ia mengatakan, kawasan hutan yang terbakar terjadi di satu titik, namun karena kejadiannya malam hari tampak begitu membara dari kawasan permukiman penduduk hingga mereka menyangka itu lahar Gunung Tamboram, menyebabkan sebagian warga panik berlarian. Berawal dari adanya beberapa warga yang berteriak "gunung meletus", membuat penduduk sekitar ramai-ramai keluar rumah berlarian meninggalkan tempat tinggal mereka.
Namun, kata Wahab, tergolong mujur dalam situasi panik tersebut tidak ada warga yang dilaporkan mengalami luka-luka atau kecelakaan saat berusaha menyelamatkan diri. "Belum ada laporan tentang adanya warga yang terluka atau tertimpa musibah dari kejadian itu," ujarnya.
Ia menjelaskan, meski kobaran api sempat terlihat cukup besar, dalam waktu yang tidak begitu lama tampak mulai meredup dan bahkan di beberapa sudut sudah mulai padam. "Seiring dengan meredupnya kobaran api, warga pun berangsur-angsur kembali ke rumah masing-masing," ujar Wahab.