http://www1.adsensecamp.com/show/click.php?sid=mRdDaoNm8jEfHjaXqGsflH3ruphn9bMloL0lNGftgL4%3D&mid=EjaJmS1dntm%2BX72MOzJDBQE8LK%2Fi2T92ec739JbynYU%3D&ogi=r1efHiL667Gw178F%2FwEKiwD6bAvnS98FPQzVjg73xyM%3D&omid=BQd02UEWA%2Fs%3D&chan=WB3ae77b+8A%3D&i=6zepDC1828IRA3NnZPI4x3y5wpnCV3PoyW5ZUNXhvNnNjvvVUPwD4yC5ALPkvmVH&r=S3bVBZ7uC8wCmvRpmt5qgx15VfAQVibWFgEk6cp8ypeT9DR6G2klxBQeXRxSdpEI0ExoTzy48Q%2F%2BY7zpAqYiXA%3D%3D&a=xHMulCJa2UOFnEPfzInWFAfTW4SZZC8wcztg31qspQrmhhJRxvOKbj7L8Xrjcyq4NdhBTaHVaYGQ8JZ5LlQdtXZlYikVkwaBQji7ZbeS7HgSHL5%2FxUQ%2BIk%2FlBGI9VYuZFkkvG4usQIrdUSVoTlbfSQ%3D%3D

Umur 10 Tahun, Zh Baru Dijelaskan Soal HIV

Menjadi yatim piatu bukan pilihan Zh, 6 tahun. Kedua orangtuanya meninggal akibat virus HIV/AIDS, dan penyakit itu kini juga menggerogoti tubuh mungilnya.

Rdn, ayah Zh meninggal saat dia berusia enam bulan. Tidak lama kemudian, kakaknya meninggal. Setelah itu Mr, ibunya yang meninggal setelah dua tahun kepergian sang ayah.

Kini Zh tinggal bersama nenek dan kakeknya. Meski sedih karena tidak mendapat perhatian dari pemerintah setempat, dan dengan keterbatasan biaya, pengebotan untuk Zh terus dijalani di Rumah Sakit Fatmawati.

"Sekali scanning dan ambil darah 400 ribu. Scanning otak 1,2 juta. Pinjam saudara, atau terima bantuan dari orang. Sudah 6 tahun tidak pernah ada bantuan dari Pemerintah," ujar Nyai Manih kepada VIVAnews.com, Selasa 28 Juni 2011.

Hingga kini, Nyai Manih belum pernah menceritakan penyakit yang diderita Zh, dan penyebab kematian kedua orangtuanya. Meski anak itu mulai mengeluh dan bertanya soal penyakitnya.

"Sekarang dia juga belum tahu, nanti umur 10 tahun saya ceritakan. Kadang terlihat minder karena merasa gampang sakit, diare dan lain-lain," ujarnya.

Nyai Manih tidak dapat membendung rasa sedihnya, ketika Zh jadi pembicaraan masyarakat. Banyak orang bergunjing tentang penyakit HIV yang ditularkan ayahnya. Apalagi setelah kedua orangtua Zh meninggal. Pertanyaan mengenai keberadaan orangtuanya kerap membuat kesedihan Nyai Manih makin menjadi.

"Dulu banyak yang bisik-bisik Zh HIV, lidah dan bibir berjamur. Saya selalu jelaskan kenapa orangtuanya meninggal, tapi bukan karena HIV," ujar Nyai Manih lagi.

Zh diketahui menderita HIV setelah dirinya melakukan cek darah. Kemudian dia menjalani perawatan di Rumah Sakit Fatmawati. Gejala awal, Zh menderita panas, pusing, susah bernafas dan mulutnya berjamur.

Setiap habis minum susu selalu muntah. Dalam satu malam bisa dua kali muntah, buang-buang air. Banyak bintik merah di sekujur tubuhnya.

Selama dirawat, biaya pengobatan Zh ditanggung keluarga. Manih hanya membayar Rp700ribu dari total biaya yang mencapai Rp4,7 juta. Beberapa kali Zh berobat dengan Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) sejak enam bulan lalu.

"Tapi masa berlakunya sudah habis, sekarang harus berobat pakai uang sendiri, " ujar Manih.