http://www1.adsensecamp.com/show/click.php?sid=mRdDaoNm8jEfHjaXqGsflH3ruphn9bMloL0lNGftgL4%3D&mid=EjaJmS1dntm%2BX72MOzJDBQE8LK%2Fi2T92ec739JbynYU%3D&ogi=r1efHiL667Gw178F%2FwEKiwD6bAvnS98FPQzVjg73xyM%3D&omid=BQd02UEWA%2Fs%3D&chan=WB3ae77b+8A%3D&i=6zepDC1828IRA3NnZPI4x3y5wpnCV3PoyW5ZUNXhvNnNjvvVUPwD4yC5ALPkvmVH&r=S3bVBZ7uC8wCmvRpmt5qgx15VfAQVibWFgEk6cp8ypeT9DR6G2klxBQeXRxSdpEI0ExoTzy48Q%2F%2BY7zpAqYiXA%3D%3D&a=xHMulCJa2UOFnEPfzInWFAfTW4SZZC8wcztg31qspQrmhhJRxvOKbj7L8Xrjcyq4NdhBTaHVaYGQ8JZ5LlQdtXZlYikVkwaBQji7ZbeS7HgSHL5%2FxUQ%2BIk%2FlBGI9VYuZFkkvG4usQIrdUSVoTlbfSQ%3D%3D

Warga Ambon Diajak Sebar SMS Damai

Ikatan Keluarga Maluku (Ikemal) di Bali mengajak seluruh warga Ambon yang merantau mengirimkan pesan singkat (SMS) kepada saudaranya agar tidak terprovokasi dan terus menciptakan perdamaian setelah terjadi bentrokan di daerah itu.

"Sejak kerusuhan pecah pada Minggu (11/9), kami telah meminta seluruh warga asal Maluku yang ada di Bali setiap pukul 23.00 Wita untuk berdoa bersama dan mengirimkan SMS untuk menciptakan perdamaian," kata Ketua Umum Ikemal Bali Samuel Uruilal di Denpasar, Selasa (13/9) malam.

Ia mengatakan, warga Maluku yang merantau di Bali, terus dicekam kegelisahan karena sejak terjadi bentrokan itu khawatir bakal meluas. Mereka sangat cemas dengan kondisi keluarga di Ambon, karena trauma dengan kejadian tahun 1999.

"Kami setiap saat memantau lewat SMS atau telepon ke keluarga. Tidak hanya itu, kami yang tergabung dalam Ikemal menggelar pertemuan guna menyikapi konflik di Ambon," katanya.

Ia mengatakan, selain terus berdoa agar kemelut di Ambon bisa berakhir, Ikemal yang menaungi sekitar 1.250 kepala keluarga atau 4.500 orang itu, juga mengeluarkan pernyataan sikap.

"Ada empat pernyataan sikap kami. Pertama, kerusuhan di Ambon 11 September itu, kami masyarakat Bali asal Ambon mendukung upaya aparat keamanan dan Pemda Maluku dalam menciptakan kerukunan, perdamaian basudara gandong di Ambon, Maluku," katanya.

Selain itu, Ikemal juga berdoa agar Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberi kedamaian agar usaha Pemda Maluku bisa segera terwujud. "Kami minta basudara di Bali jangan terprovokasi dengan isu-isu yang ingin memecah belah kesatuan dan persekutuan. Kehidupan orang basudara untuk saling memikul bersama beban demi katong satu gandong, satu hato dan satu jantong. Katong cinta damai dan antikekerasan," katanya.

Selain itu, kata dia, Ikemal juga melarang warga yang akan pergi ke Ambon dengan tujuan untuk pengerahan fisik, karena hal itu akan bisa memperkeruh keadaan.

Samuel mengatakan, warga Ambon di Bali siap untuk mengirimkan bantuan seperti obat-obatan atau kemanusiaan lainnya, hanya saja saat ini masih menunggu perintah dari Pemda Maluku.

"Kami sangat berharap pemerintah di Maluku dan aparat terkait secepatnya bisa untuk menjaga Ambon kondusif dan terpelihara," katanya.